![]() |
Gua Natal Kecil |
Selamat Natal semuanya, baik yang sudah merayakan ataupun yang akan merayakan (pasti tahu apa maksudku). Semoga damai sejahtera dari Kristus Yesus, Juruselamat yang telah lahir, menyertai kita sekalian. Amin.
Tanggal 24 Desember kemarin, aku mengikuti misa Malam Natal di gerejaku. Suasananya sungguh agung. Ini adalah kali pertama aku mengikuti misa Malam Natal, sehingga masih ada beberapa hal yang cukup asing bagiku.
Sebelum misa dimulai, dilakukan Perarakan Kanak-Kanak Yesus ke Gua Natal (bukan foto yang di atas). Tata caranya masih asing bagiku. Lampu-lampu dimatikan sehingga memberi kesan sakral. Setelah itu koor menyanyikan lagu-lagu natal dengan suara yang sungguh merdu. Pada bagian Kemuliaan (Gloria in excelsis Deo), dinyanyikan sambil dibunyikan lonceng-lonceng. Suasana bertambah agung. Kemudian dilanjutkan misa seperti biasa.
Misa kali ini gereja sungguh ramai. Aku sudah datang 1 jam sebelum misa dimulai, namun aku hampir saja tidak dapat tempat di dalam gereja. Memang masih ada tempat di luar gereja, tetapi kalau di luar kan gak kerasa misanya.
Homili dari Romo juga cukup menarik, bahwa nilai kesakralan Natal sudah bergeser akibat modernisasi. "Esensi Natal adalah Kelahiran Yesus, itu saja," kata Romo saat homili. Kini, Natal lebih dikaitkan dengan keglamoran dan kemewahan, sedangkan Tuhan saja dengan rendah hati mengambil wujud manusia, bahkan lahir di kandang domba.
Sungguh, kali ini aku baru merasakan Natal yang lebih bermakna dari biasanya. Berkat homili dari Romo di Malam Natal, aku semakin memahami makna Natal yang sejati.
Tambahan: 24 Desember kemarin, aku menyelesaikan tugas setahun menyalin Injil Markus!