![]() |
Salib Duduk |
Pada entri sebelumnya aku mengatakan bahwa "menjadi katekumen itu menyenangkan". Tetapi menjadi Katolik bukan berarti tanpa kesulitan sama sekali.
Pertama, kalian harus siap merelakan hari Minggu kalian untuk pelajaran katekumen (terkadang ada kelas katekumen yang bukan di hari Minggu). Mengikuti perayaan Ekaristi adalah wajib, dan apabila menjadi pelajar katekumen, mengikuti kelas katekumen juga adalah wajib. Aku belum pernah bolos absen, tetapi terkadang aku sendiri sering kali kesulitan membagi waktu antara sekolah dan katekumen (karena sebagian besar ulangan harian ada pada hari Senin).
Kedua, sekalipun kalian sudah memiliki keinginan besar untuk dibaptis, niat yang besar, dan pengetahuan yang dalam akan Katolik, kalian tetap harus belajar di kelas katekumen. Karena di sini yang terpenting bukanlah pengetahuan, tetapi iman yang tahan uji.
Dua hal yang ku jelaskan di atas adalah hal yang konkret. Kalau pengalamanku pribadi, sebagai pelajar katekumen, aku sering merasa "iri" kepada mereka yang sudah bisa menerima Komuni. Aku hadir dalam perayaan Ekaristi, namun aku belum diperkenankan untuk ikut serta menyambut Komuni. Hal ini kadang menjadikan perasaanku tidak enak.
Aku juga sering kali jatuh bangun dalam niat. Ada suatu waktu aku dirundung berbagai masalah sehingga aku menjadi malas untuk pergi belajar ke kelas katekumen. Tetapi, apabila aku tidak bertahan, maka akan sampai kapan?
Menjadi katekumen memang menyenangkan, tetapi rintangan sampai akhir juga berat. Karena itu, yang bisa bertahan sampai akhir adalah orang yang memiliki iman dan niat yang teguh. Semoga aku, yang saat ini seorang pelajar katekumen, menjadi salah satunya. Amin.
Satu hal lagi, doakan aku supaya aku bisa sukses pada saat Ujian Katekumen 6 November yang akan datang. Ya, katekumen juga ada ujian tertulis. Namun ini hanya sekedar evaluasi pemahaman dan daya serap. Doakan aku, supaya aku bisa melakukan yang terbaik. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar