Selasa, 18 Oktober 2016

Eitss... Sabar Dulu...


Patung Yesus
Sebelum perjalananku menjadi umat Katolik dimulai, aku bahkan sudah mengalami hal yang hampir mengancam jiwaku.

Sekitar pertengahan April, aku terkena demam tipoid (orang-orang biasa menyebutnya typhus) sekaligus demam berdarah dengue (DBD). Sebelumnya hanya pusing-pusing sedikit saja, namun semakin parah dan aku terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit. Ternyata jumlah trombositku sangat rendah.

Sebelumnya, saat aku masih di sekolah (dalam keadaan demam sangat tinggi), aku sempat melihat patung Bunda Maria yang menggendong Bayi Yesus, seakan berbicara padaku agar tetap kuat, karena perjalananku bahkan belum dimulai.

Rutinitasku di rumah sakit sangat monoton, bahkan aku tidak bisa bermain alat musik favoritku, piano dan biola. Aku pulang dari rumah sakit setelah 1-2 minggu dirawat di sana.

Tanggal 1 Mei 2016, aku mulai memasuki kelas katekumenat. Aku tidak menemukan satu pun teman sebaya (anak SMA) di kelasku. Ada beberapa anak-anak SMP namun terpisah kelas, karena pelajar SMA termasuk kelas dewasa, sedangkan SMP termasuk kelas anak-anak. Aku mendapat tugas 1 tahun, yakni menyalin ulang Injil Markus.

Murid-murid di kelas masih disebut simpatisan, yakni masa + 8 minggu sebelum berlangsungnya Tahap 1 dalam Persiapan Sakramen Baptis. Tahap ini disebut prakatekumenat.

Kalau boleh jujur, pada awalnya kelas ini sangat membosankan karena aku tidak menemukan teman satu pun, teman sekelasku seluruhnya orang dewasa.

Tentang misa, awalnya aku belum berani ikut serta. Pengalaman misa pertamaku adalah ketika aku terlambat datang ke gereja sehingga aku mendengarkan homili Romo dari selasar luar gereja. Namun, sejak 5 Juni 2016, aku mulai mengikuti misa setiap hari Minggu (tentu belum diperkenankan menyambut Komuni).

Masa prakatekumenat berlangsung sampai 26 Juni 2016. Barulah setelah itu, pelajaran yang sesungguhnya akan dimulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar