![]() |
Patung Keluarga Kudus |
Pada hari ini, aku mengikuti upacara Tahap II, yakni pemilihan katekumen menjadi calon baptis. Aku semakin dekat dengan hari pembaptisanku. Namun, bagiku hari ini adalah hari terberat dalam hal katekumen.
Aku akan bercerita dari awalnya dahulu. Orang tuaku hari ini harus menghadiri acara bersama teman-teman mereka sehingga aku tidak bisa diantar ataupun dijemput mereka. Awalnya, aku hendak memesan ojek online, namun hujan turun cukup deras (Tambahan: Gereja dan rumahku terpisah oleh jalan raya yang cukup besar). Beruntungnya, wali baptisku mau mengantarkanku berhubung dia juga perlu hadir dalam upacara ini.
Kemudian, sebelum mengikuti rangkaian kegiatan pada hari ini, aku mengikuti misa pada jam 10.00. Tidak ada hal yang unik dalam misa hari ini, sama seperti hari-hari biasanya.
Setelah misa selesai, aku kembali dibuat panik karena wali baptisku yang setelah mengantarku pergi karena suatu urusan, sedikit terlambat sehingga aku harus memulai sesi makan siang tanpa ditemani wali baptis. Namun akhirnya, di pertengahan sesi makan siang dia datang. Bagiku, keterlambatannya tidak memberi efek buruk apapun karena upacara Tahap 2 belum dimulai.
Sebelum upacara tahap 2 dimulai, diadakan semacam pembekalan mengenai Gereja Katolik bertemakan "Aku Bangga Menjadi Orang Katolik". Penyampaian materinya menarik dan interaktif. Namun bagiku, saat yang aku tunggu-tunggu hanyalah liturgi Tahap 2.
Sekitar jam 2.30, Upacara Tahap 2 dimulai berbarengan dengan Tahap I (bagi mereka yang baru memulai kelas katekumen). Puncak acaranya adalah pemberian minyak katekumen pada kedua belah tangan oleh Romo. Hal yang kutunggu-tunggu telah tiba. Sekarang aku sudah menjadi calon baptis.
Dan sekarang, karena beberapa kali kehujanan, aku merasa tidak enak badan (seperti kaku leher). Padahal, besok adalah hari penting bagiku karena aku akan berangkat ke Wonosobo untuk mengikuti kegiatan Live In dari sekolah.
Hari yang berat ini aku hadapi dengan optimis. Aku tetap berusaha karena aku tahu apa tujuanku. Hari ini telah menjadikanku pribadi yang lebih teguh dalam iman. Sekalipun berat dan menyusahkan, aku diajar untuk menjadi seseorang yang tahan uji secara perlahan.