Minggu, 29 Januari 2017

Tahap 2 - Pemilihan Calon Baptis

Patung Keluarga Kudus
Pada hari ini, aku mengikuti upacara Tahap II, yakni pemilihan katekumen menjadi calon baptis. Aku semakin dekat dengan hari pembaptisanku. Namun, bagiku hari ini adalah hari terberat dalam hal katekumen.

Aku akan bercerita dari awalnya dahulu. Orang tuaku hari ini harus menghadiri acara bersama teman-teman mereka sehingga aku tidak bisa diantar ataupun dijemput mereka. Awalnya, aku hendak memesan ojek online, namun hujan turun cukup deras (Tambahan: Gereja dan rumahku terpisah oleh jalan raya yang cukup besar). Beruntungnya, wali baptisku mau mengantarkanku berhubung dia juga perlu hadir dalam upacara ini.

Kemudian, sebelum mengikuti rangkaian kegiatan pada hari ini, aku mengikuti misa pada jam 10.00. Tidak ada hal yang unik dalam misa hari ini, sama seperti hari-hari biasanya.

Setelah misa selesai, aku kembali dibuat panik karena wali baptisku yang setelah mengantarku pergi karena suatu urusan, sedikit terlambat sehingga aku harus memulai sesi makan siang tanpa ditemani wali baptis. Namun akhirnya, di pertengahan sesi makan siang dia datang. Bagiku, keterlambatannya tidak memberi efek buruk apapun karena upacara Tahap 2 belum dimulai.

Sebelum upacara tahap 2 dimulai, diadakan semacam pembekalan mengenai Gereja Katolik bertemakan "Aku Bangga Menjadi Orang Katolik". Penyampaian materinya menarik dan interaktif. Namun bagiku, saat yang aku tunggu-tunggu hanyalah liturgi Tahap 2.

Sekitar jam 2.30, Upacara Tahap 2 dimulai berbarengan dengan Tahap I (bagi mereka yang baru memulai kelas katekumen). Puncak acaranya adalah pemberian minyak katekumen pada kedua belah tangan oleh Romo. Hal yang kutunggu-tunggu telah tiba. Sekarang aku sudah menjadi calon baptis.

Dan sekarang, karena beberapa kali kehujanan, aku merasa tidak enak badan (seperti kaku leher). Padahal, besok adalah hari penting bagiku karena aku akan berangkat ke Wonosobo untuk mengikuti kegiatan Live In dari sekolah.

Hari yang berat ini aku hadapi dengan optimis. Aku tetap berusaha karena aku tahu apa tujuanku. Hari ini telah menjadikanku pribadi yang lebih teguh dalam iman. Sekalipun berat dan menyusahkan, aku diajar untuk menjadi seseorang yang tahan uji secara perlahan.

Minggu, 22 Januari 2017

Alasan Menjadi Katolik - Suatu Penegasan

Salib Pertamaku
Mungkin di blog ini aku sudah pernah menulis tentang alasan menjadi Katolik (bahkan sampai ada dua part). Namun ada beberapa hal yang perlu aku tegaskan karena bagiku tulisanku pada waktu itu terbilang masih belum matang, berhubung sewaktu itu saya baru beberapa bulan berada dalam kelas katekumenat.

Pada entri ini, aku cantumkan gambar sebuah salib. Ketahuilah, itu adalah salib yang pertama kali aku miliki, yang semakin membuka jalanku menuju Gereja Katolik. Namun bisa dibilang, di dalam toko aku membeli salib tersebut, salib tersebut adalah salib yang paling murah dan bisa dikatakan kualitasnya jauh di bawah salib-salib yang lain yang dijual di toko itu, berhubung waktu itu aku tidak mempunyai uang lebih.

Perlu dicatat bahwa di sini aku tidak membicarakan soal materi, apalagi soal harga sebuah salib. Salib hanyalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan untuk disembah apalagi sampai dijadikan "tuhan".

Sesungguhnya, ada sebuah pelajaran yang dapat diambil dari sini. Kita dapat menanggapi panggilan untuk menjadi umat Katolik dengan hal-hal yang sederhana, contohnya menghafal doa-doa, memiliki barang-barang rohani dan sebagainya. Tetapi hal-hal yang sederhana ini pula dapat membawa kita menuju sesuatu yang lebih besar.

Bagiku, alasan menjadi Katolik adalah mengenai seberapa peka dan rindu kita kepada Tuhan. Contoh, namaku di blog ini adalah Chris. Chris adalah nama yang akan menjadi nama baptisku, yakni Christophorus. Mengapa? Karena aku sadar bahwa panggilanku pertama-tama adalah untuk memuliakan dan mengabdi kepada Tuhan Allah. Anda bisa membaca cerita tentang Christophorus (Kristoforus) di website Katolik atau buku tentang riwayat Santo dan Santa.

Dari panggilan itu pula, kita rindu akan Allah. Kita ingin dekat dengan Allah, dan ingin Allah dekat dengan kita. Kita ingin di setiap detik di hidup kita, susah atau senang, sedih atau gembira, dan gagal atau berhasil ada Tuhan di sisi kita. Menguatkan dan melindungi kita.

Semoga kita semua menjadi peka terhadap panggilan dari Tuhan untuk ikut serta dalam Gereja-Nya yang kudus. Dan semoga bagi yang sudah menyadari panggilannya, dapat mempertahankan panggilan tersebut sampai akhir hidupnya. Amin.

Tambahan: Minggu depan, tanggal 29 Januari 2017 aku akan mengikuti Tahap II - Pemilihan Katekumen Terpilih Menjadi Calon Baptis. Doakan aku, agar aku mampu menjalani upacara tersebut dengan baik, dan semakin mempersiapkanku menuju baptisanku. Amin.